Senin, 14 Oktober 2013

Pendidikan Olah Raga di Usia Dini



Pendidikan Olah Raga di Usia Dini



Pendidikan olah raga sejak usia dini berupaya untuk meningkatkan taraf kesehatan anak yang baik, dan juga  bertujuan untuk meningkatkan kebugaran jasmani seorang anak.

Secara sederhana, pendidikan jasmani memberikan
kesempatan kepada siswa untuk:
Ø  Mengembangkan pengetahuan dan keterampilan yang berkaitan dengan aktivitas jasmani, perkembangan estetika, dan perkembangan sosial.
Ø  Mengembangkan kepercayaan diri dan kemampuan untuk menguasai keterampilan gerak dasar yang akan mendorong partisipasinya dalam aneka aktivitas jasmani.
Ø  Memperoleh dan mempertahankan derajat kebugaran jasmani yang optimal untuk melaksanakan tugas sehari-hari secara efisien dan terkendali.
Ø  Mengembangkan nilai-nilai pribadi melalui partisipasi dalam aktivitas jasmani baik secara kelompok maupun perorangan.
Ø  Berpartisipasi dalam aktivitas jasmani yang dapat mengembangkan keterampilan sosial yang memungkinkan siswa berfungsi secara efektif dalam hubungan antar orang.
Ø  Menikmati kesenangan dan keriangan melalui aktivitas jasmani, termasuk permainan olahraga.



Cara Mengatasi Siswa yang Tidak Berminat Pada Kegiatan Olah Raga


Depdikbud, 1994:6 menjelaskan bahwa ekstrakurikuler olahraga merupakan kegiatan olahraga yang dilakukan di luar jam pelajaran tatap muka dilaksanakanan di sekolah atau di luar sekolah untuk memperluas wawasan atau kemampuan, peningkatan dan penerapan nilai pengetahuan serta kemampuan olahraga.
Salah satu cara agar siswa termotivasi pada kegiatan olah raga adalah dengan memotivasinya. Motivasi adalah daya upaya yang mendorong manusia atau seseorang untuk melakukan sesuatu. Dengan adanya arah dan tujuan dalam proses belajar mengajar maka tujuan dan arah yang dikehendaki atau subjek belajar dapat terpenuhi. Sedang ekstrakurikuler adalah kegiatan-kegiatan di luar sekolah yang mempunyai fungsi pendidikan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui tingkat motivasi ekstrinsik siswa, dan mengetahui tingkat minat  yang lebih tinggi motivasi ekstrinsik siswa yang mengikuti kegiatan olahraga di sekolah dasar.
Dalam kegiatan ekstrakurikuler yang terdapat di sekolah dasar sekarang diharapkan siswa dapat meningkatkan prestasinya dibidang olahraga dan dengan adanya sarana dan prasarana yang dimiliki, siswa menjadi lebih berminat dan termotivasi dalam mengembangkan bakatnya dibidang olahraga, selain mempunyai kemampuan akademis, kemampuan di bidang olahraga juga tak kalah hebatnya. Dalam kegiatan sekolah, kegiatan olahraga yang digemari oleh siswa, masuk dalam kegiatan ekstrakurikuler, berupa olahraga sepakbola, bola basket, bola voli,dan Bulutangkis. Kegiatan ini akan menjaring minat dan bakat siswa yang pantas dan sesuai dengan keahliannya. Namun, ini pun tergantung juga dengan motivasi mana yang lebih tinggi yang siswa usung untuk masuk ekstraku- rikuler tersebut.
Beberapa  penyebebab siswa tidak mengikuti ekstrakurikuler olahraga,yaitu:
1.      Tindak kriminalitas yang melibatkan pelajar semakin meningkat jumlahnya. Kenakalan remaja ini harus diatasi, dicegah dan dikendalikan sedini mungkin agar tidak berkembang menjadi tindak kriminal yang lebih besar yang dapat merugikan dirinya sendiri, lingkungan masyarakat dan masa depan bangsa. Tugas perkembangan memegang peranan penting untuk menentukan arah perkembangan yang normal, begitu juga pada remaja. Semua tugas perkembangan pada masa anak-anak menuntut perubahan yang besar dalam sikap dan pola perilaku anak sebagai persiapan untuk menghadapi masa dewasa.
2.      Melakukan kegiatan yang negatif maka lingkungan dapat terganggu dan bisa merugikan bagi dirinya sendiri. Pengisian waktu luang dengan baik dengan cara yang sesuai dengan umur anak-anak, masih merupakan masalah bagi kebanyakan anak-anak.
3.      Siswa tidak mengikuti kegiatan di sekolah seperti ekstrakurikuler di karenakan ada beberapa alasan yang menyebabkan mereka tidak mengikuti ekstrakulikuler, yaitu siswa tidak mengikuti ekstrakurikuler di karenakan malas atau tidak terbiasa aktif dalam kegiatan sekolah, yang ke dua yaitu siswa tidak mengikuti ekstrakurikuler di karenakan mengejar prestasi belajar seperti prestasi akademik di bandingkan prestasi non akademik, karena menurut pendapat mereka yang mengejar prestasi belajar berpendapat bahwa kalo mengikuti ekstrakurikuler akan mengganggu proses belajar dan merupakan salah satu penghalang untuk mendapat kan prestasi akademik.
Cara supaya siswa mengikuti ekstrakurikuler olahraga
Suatu kegiatan sekolah seperti kegiatan ekstrakulikuler akan berjalan dengan baik apabila di dukung oleh fasilitas yang baik dan perhatiannya pembinaan kepada kegiatan atau ekstrakurikuler tersebut. Disini peranan pembina lebih penting untuk lebih perhatian dalam kegiatan ekstrakulikuler seperti memberi pengetahuan tentang penting dan manfaatnya mengikuti ekstrakurikuler, supaya menekan siswa untuk lebih aktif dalam kegiatan di sekolah seperti ekstrakurikuler. Kedua faktor ini yaitu factor sarana dan factor pembinaan akan mendorong siswa untuk mengikuti ekstrakulikuler  .

Manfaat Pendidikan Jasmani
37Olahraga_SDN_nglempong_.JPG


















Beban belajar di sekolah begitu berat dan menekan kebebasan anak untuk bergerak. Kebutuhan mereka akan gerak tidak bisa terpenuhi karena keterbatasan waktu dan kesempatan.

Kehidupan sekolah yang demikian
sama pula dengan kehidupan di rumah dan lingkungan luar sekolah. Jika di sekolah anak kurang bergerak, di rumah keadaannya juga demikian. Kemajuan teknologi yang dicapai pada saat ini, malah mengungkung anak-anak dalam lingkungan kurang gerak. Anak semakin asyik dengan kesenangannya seperti menonton TV atau bermain video game. Dan mengakibatkan kebugaran anak-anak semakin menurun.

Dengan semakin rendahnya kebugaran jasmani, kian meningkat pula gejala penyakit hipokinetik (kurang gerak). Kegemukan, tekanan darah tinggi, kencing manis, nyeri pinggang bagian bawah, adalah contoh dari penyakit kurang gerak . Akibatnya penyakit jantung tidak lagi menjadi monopoli orang dewasa, tetapi juga sudah menyerang anak-anak.

Sejalan dengan itu, pengetahuan dan kebiasaan makan yang buruk pun semakin memperparah masalah kesehatan yang mengancam kesejahteraan masyarakat. Dengan pola gizi yang berlebihan, para ‘pemalas gerak’ itu akan menimbun lemak dalam tubuhnya secara berlebihan. Mereka menghadapkan diri mereka sendiri pada resiko penyakit degenaratif (menurunnya fungsi organ) yang semakin besar.

Pendidikan Jasmani tampil untuk mengatasi masalah tersebut sehingga kedudukannya dianggap penting. Melalui program yang direncanakan secara baik, anak-anak dilibatkan dalam kegiatan fisik yang tinggi intensitasnya. Pendidikan Jasmani juga tetap menyediakan ruang untuk belajar menjelajahi lingkungan yang ada di sekitarnya dengan banyak mencoba, sehingga kegiatannya tetap sesuai dengan minat anak. Lewat pendidikan jasmanilah anak-anak menemukan saluran yang tepat untuk bergerak bebas dan meraih kembali keceriaannya, sambil terangsang perkembangan yang bersifat menyeluruh.

Secara umum, manfaat pendidikan jasmani di sekolah mencakup sebagai berikut:
1.      Memenuhi kebutuhan anak akan gerak
Pendidikan jasmani memang merupakan dunia anak-anak dan sesuai dengan kebutuhan anak-anak. Di dalamnya anak-anak dapat belajar sambil bergembira melalui penyaluran hasratnya untuk bergerak. Semakin terpenuhi kebutuhan akan gerak dalam masa-masa pertumbuhannya, kian besar kemaslahatannya bagi kualitas pertumbuhan itu sendiri.
2.      Mengenalkan anak pada lingkungan dan potensi dirinya
Pendidikan jasmani adalah waktu untuk ‘berbuat’. Anak-anak akan lebih memilih untuk ‘berbuat’ sesuatu dari pada hanya harus melihat atau mendengarkan orang lain ketika mereka sedang belajar. Suasana kebebasan yang ditawarkan di lapangan atau gedung olahraga sirna karena sekian lama terkurung di antara batas-batas ruang kelas. Keadaan ini benar-benar tidak sesuai dengan dorongan nalurinya.
Dengan bermain dan bergerak anak benar-benar belajar tentang potensinya dan dalam kegiatan ini anak-anak mencoba mengenali lingkungan sekitarnya. Para ahli sepaham bahwa pengalaman ini penting untuk merangsang pertumbuhan intelektual dan hubungan sosialnya dan bahkan perkembangan harga diri yang menjadi dasar kepribadiannya kelak.
3.      Menanamkan dasar-dasar keterampilan yang berguna
Peranan pendidikan jasmani di Sekolah Dasar cukup unik, karena turut mengembangkan dasar-dasar keterampilan yang diperlukan anak untuk menguasai berbagai keterampilan dalam kehidupan di kemudian hari. Menurut para ahli, pola pertumbuhan anak usia sekolah hingga menjelang akil balig atau remaja disebut pola pertumbuhan lambat. Pola ini merupakan kebalikan dari pola pertumbuhan cepat yang dialami anak ketika mereka baru lahir hingga usia 5 tahunan. Dalam hal ini berlaku dalil:
“... ketika memasuki masa pertumbuhan cepat, kemampuan untuk mempelajari keterampilan-keterampilan baru berjalan lambat. Sebaliknya, dalam masa pertumbuhan yang lambat, kemampuan untuk mempelajari keterampilan meningkat.”

Karena pada usia SD tingkat pertumbuhan sedang lambat-lambatnya, maka pada usia-usia inilah kesempatan anak untuk mempelajari keterampilan gerak sedang tiba pada masa kritisnya. Konsekuensinya, keterlantaran pembinaan pada masa ini sangat berpengruh terhadap perkembangan anak pada masa berikutnya.

4.      Menyalurkan energi yang berlebihan
Anak adalah mahluk yang sedang berada dalam masa kelebihan energi. Kelebihan energi ini perlu disalurkan agar tidak menganggu keseimbangan perilaku dan mental anak. Segera setelah kelebihan energi tersalurkan, anak akan memperoleh kembali keseimbangan dirinya, karena setelah istirahat, anak akan kembali memperbaharui dan memulihkan energinya secara optimum.
5.      Merupakan proses pendidikan secara serempak baik fisik, mental maupun emosional
Pendidikan jasmani yang benar akan memberikan sumbangan yang sangat berarti terhadap pendidikan anak secara keseluruhan. Hasil nyata yang diperoleh dari pendidikan jasmani adalah perkembangan yang lengkap, meliputi aspek fisik, mental, emosi, sosial dan moral. Tidak salah jika para ahli percaya bahwa pendidikan jasmani merupakan wahana yang paling tepat untuk “membentuk manusia seutuhnya”.